Ketika di makan teman

Saya rasa, hal pertama yang muncul dalam pikiran kita adalah pertanyaan “mengapa ?” Kemudian berubah menjadi kebencian dan terakhir pembalasan.  Kita sebagai korban, pada akhirnya berubah menjadi pelaku. Bukan yang kuat yang akan kita makan, tetapi yang lebih lemah. Jika anda belum pernah merasakan dimakan teman, ada game online menarik yang rasanya hampir sama dengan dimakan teman. Memang sedikit aneh game ini, dia mampu membuat kita marah, benci, dendam, dan kecanduan.
Mengapa kita bisa merasakan kebencian ? Satu jawaban yang pasti adalah karena kita masih manusia. Kita benci karena kepercayaan kita telah disalahgunakan untuk keuntungan pribadi. Ketika kita menaruh kepercayaan, berarti kita telah menyerahkan diri kita, hidup kita, dan harapan kita kepadanya. Dan ketika air susu dibalas dengan air tuba, kemarahan kita meledak ! Jika emosi negatif ini dibiarkan menetap, penyakit – penyakit juga akan menetap dalam diri kita, mulai dari hipertensi atau darah tinggi, kanker, dan penyakit jantung.  Kebencian membuat pikiran kita tidak tenang. Dan pikiran ini baru muncul ketika kita akan beristirahat. Tubuh memang lelah, namun pikiran akan terus berputar, waktu tidur akan berkurang. Dan pada akhirnya, kerugian bukan pada pelakunya, tetapi diri kita sendiri.
Maksud saya, emosi negatif ini harus dibuang ! Bagaimanapun caranya ! Dan ini adalah tugas anda, karena yang dapat membuang dari dalam diri anda adalah anda sendiri. Emosilah yang membuat kita menjadi manusia, integritaslah yang membedakan kita dari binatang, dan kemauanlah yang menentukan masa depan kita.
Hal pertama yang saya lakukan untuk membuang emosi negatif ini adalah memahami alasannya melakukan perbuatan ini. Oke...lah, kita semua perlu uang untuk bisa hidup di dunia ini. Dengan uang kita bisa makan, minum, membeli pakaian, membeli mobil, memenuhi kebutuhan keluarga, dan lain-lainnya. Mungkin si pelaku membutuhkan semuanya itu. Hal itu wajar ! Berikutnya, bagaimana caranya ? Ooo... ada cara yang baik dan ada cara yang tidak baik. Cara baik ada imbalannya, demikian pula dengan cara yang tidak baik. Ada balasannya. Kita semua tahu keadilan Tuhan, waktu Tuhan, dan cara Tuhan. Ada yang langsung mendapatkan ganjarannya, ada yang ditimpakan kepada anak-cucunya, dan ada juga yang dibalas setelah naik ke hadirat Tuhan.
Menyerahkan permasalahan atau pembalasan kepada Tuhan membuat hidup kita lebih baik. Tapi jangan berharap emosi negatif ini akan hilang dalam kedipan mata. Kita masih hidup di dunia ini, bersikaplah realistis. Rasa benci, sakit, dan pembalasan masih akan menyertai perjalanan hidup kita ! Biasakanlah dengan hal itu ! Yang perlu anda lakukan adalah menuliskan dalam hati kata-kata “Telah dimaafkan” dan memasukkan ke dalam arsip “Tidak mengingatnya kembali.” Bicara memang mudah, dan anda benar ! Saya perlu waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan perkara ini ! Harganya memang mahal, namun pantas dibayar. Kalo gak mampu bayar lunas, di cicil saja. Toh, nanti akan lunas sendiri !
Menyalurkan energi negatif ke tempat semestinya. Dan ini adalah langkah terberat yang harus anda lakukan. Ketika kita merasakan penghianatan, kita kehilangan rasa, semangat, dan arti hidup. Pikiran yang dulunya terbuka, pelan-pelan akan tertutup. Otak dan hati kita hanya dipenuhi dengan pembalasan dan pertanyaan. Jika anda hendak melangkah, melangkahlah atau anda akan jalan di tempat. Jika anda malas melakukan sesuatu, lakukanlah apa yang anda sukai. Jika anda merasa perjalanan anda masih jauh, mulailah untuk merangkak terlebih dulu. Apapun yang anda rasakan bukanlah realita anda. Itu EMOSI anda! Emosi itu ilusi, tidak nyata, namun bisa dirasakan ! Cukup sudah mengasihani diri sendiri !

0 komentar:

Posting Komentar